PARIMO – Sosok muda Parigi Moutong, Ridwan Nontji, kembali mencuri perhatian panggung politik Sulawesi Tengah. Kali ini, pria yang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan organisasi ini resmi dipercaya memimpin Partai Gema Bangsa di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).
Penunjukan Ridwan bukan tanpa alasan. Ia dikenal memiliki rekam jejak panjang di dunia politik lokal, khususnya sejak bergabung dengan Partai Perindo pada tahun 2015. Di partai besutan Hary Tanoesoedibjo itu, Ridwan sempat menjabat sebagai Koordinator Wilayah Perindo Parimo sekaligus Wakil Ketua Umum Perindo Sulawesi Tengah bidang Hubungan Antar Lembaga.
“Pengalaman saya cukup panjang. Di Perindo saya ikut membantu proses verifikasi partai hingga lolos sebagai peserta Pemilu. Saya tahu betul bagaimana membangun struktur dari bawah. Itulah mengapa saya diberi amanah memimpin Gema Bangsa di Parimo,” ungkap Ridwan, Kamis (15/5).
Gema Bangsa sendiri merupakan partai politik baru yang dinakhodai oleh Ahmad Rofiq sebagai Ketua Umum. Sosok Rofiq bukan orang baru di kancah politik nasional. Ia merupakan mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem dan Perindo. Bahkan, Rofiq disebut sebagai salah satu pendiri organisasi massa yang menjadi cikal bakal dua partai besar tersebut.
“Track record Pak Rofiq luar biasa. Di mana pun beliau berkiprah, partai yang dipimpinnya selalu lolos verifikasi dan menjadi peserta pemilu. Ini jadi motivasi besar bagi kami di daerah untuk bekerja maksimal,” ujar Ridwan.
Di tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, kepemimpinan Gema Bangsa diemban oleh Atha Mahmud yang akrab disapa Kak Atha. Di bawah Kak Atha, Gema Bangsa perlahan menarik simpati dari kader-kader muda, termasuk sejumlah eks Perindo yang kini mulai bergabung.
“Kami melihat banyak kader lama Perindo yang memilih berlabuh ke Gema Bangsa. Artinya ada kepercayaan baru, ada harapan baru. Saya sendiri mantap karena ini bukan semata-mata soal partai, tapi soal perjuangan,” ujar Ridwan.
Tak hanya itu, dukungan juga datang dari tokoh-tokoh penting lintas partai. Ridwan mengaku telah berkomunikasi langsung dengan Ketua Dewan Syariah Wilayah (DSW) PKS Provinsi SulawesiTengah, Ustaz Nurdin Hanafi, serta tokoh PKS Parimo, Ustaz Basri Daly. Keduanya, kata Ridwan, memberikan restu dan bahkan turut bangga atas amanah baru yang ia emban.
“Alhamdulillah, saya sudah sampaikan langsung kepada Ustaz Nurdin dan Ustaz Basri. Mereka ikut bangga dan memberikan dukungan moral. Ini menunjukkan bahwa politik itu bukan soal bendera semata, tapi soal niat dan tujuan baik,” kata Ridwan.
Terkait anggapan sebagai “kutu loncat”, Ridwan menanggapinya santai. Menurutnya, berpindah partai dengan niat tulus dan strategi perjuangan yang jelas, bukanlah sebuah aib. Ia justru melihatnya sebagai langkah menuju kematangan politik.
“Kutu loncat itu hanya persepsi, ketuaku. Selama tujuannya untuk kebaikan dan akhirat, dimanapun saya berada, inshaAllah saya akan terus berjuang untuk masyarakat,” ujarnya mantap.
Salah satu tokoh pengusaha Tionghoa ternama di Sulawesi Tengah, Koh Roni Tanusaputra, juga disebut telah ikut memberikan dukungan kepada Ridwan dan Gema Bangsa. Ini menjadi angin segar bagi Ridwan dan jajaran pengurus partai di Parimo untuk segera tancap gas.
Atha Mahmud dalam penyampaiannya, seperti dikutip Ridwan Nontji, bahwanya Partai Gema Bangsa lahir membawa cita-cita perjuangan kemandirian; Mandiri Keluarga, Mandiri Masyarakat dan Mandiri Bangsa. Partai Gema Bangsa juga lahir sebagai respon atas ‘oligarki’ yang terjadi di tubuh partai politik saat ini. Karena itu Partai Gema Bangsa di bangun dengan membawa semangat desentralisasi dimana masing-masing tingkatan dalam struktur partai berhak dan berwenang mengurusi daerah atau wilayahnya tanpa campur tangan struktur yang lebih tinggi.
“Partai baru bukan soal beban, tapi soal tantangan. Tugas saya adalah membesarkan dari bawah, dari akar rumput. Kami siap turun ke desa-desa, membangun jaringan, dan memperkenalkan visi Gema Bangsa kepada masyarakat,” tutup Ridwan.
Dengan kombinasi pengalaman, jaringan luas, dan semangat anak muda, Ridwan Nontji kini menjadi salah satu figur milenial yang patut diperhitungkan di pentas politik Parimo ke depan.(*)
Tidak ada komentar