JATAM Desak Kapolda Sulteng Dicopot, PETI Parimo dan Poboya Telan Korban Jiwa

waktu baca 2 menit
Jumat, 27 Jun 2025 15:33 30 Redaksi

Palu,inisulteng.com – Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Sulawesi Tengah mendesak pencopotan Kapolda Sulteng buntut maraknya aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang terus menelan korban jiwa, terutama di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) dan Kelurahan Poboya, Kota Palu.

Koordinator JATAM Sulteng, Moh. Taufik, SH, menyebut tragedi longsor yang menewaskan warga di Desa Tirta Nagaya, Parimo, diduga kuat akibat aktivitas PETI yang berlangsung tanpa pengawasan.

โ€œLongsor di Desa Tirta Nagaya patut diduga terjadi di lokasi tambang emas ilegal yang kini ramai diperbincangkan publik,โ€ tegas Taufik, Jumat (27/6/2025).

Ia menambahkan, insiden tersebut menjadi bagian dari daftar panjang kematian yang terus berulang di lokasi tambang ilegal.

โ€œKorban terus berjatuhan. Baru-baru ini, dua penambang juga dilaporkan meninggal tertimbun material tambang di kawasan PETI Poboya, Palu,โ€ ungkapnya.

Taufik menilai, lemahnya penegakan hukum menjadi penyebab utama suburnya tambang ilegal di Sulteng. Ia menuding aparat penegak hukum, khususnya Polda Sulteng, melakukan pembiaran yang berdampak pada jatuhnya korban jiwa.

โ€œNegara harus bertanggung jawab. Aparat keamanan yang seharusnya menindak justru diduga tutup mata terhadap aktivitas tambang ilegal ini,โ€ ujarnya.

Dengan tegas, JATAM Sulteng menuntut pencopotan Kapolda Sulteng atas dugaan pembiaran tambang ilegal di wilayahnya.

โ€œKami mendesak Kapolda Sulteng dicopot karena tidak ada tindakan tegas terhadap PETI, baik di Tirta Nagaya maupun di Poboya. Korban terus berjatuhan, sementara aparat diam,โ€ tegas Taufik.

Hingga berita ini diterbitkan, Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Djoko Wienartono belum memberikan tanggapan atas tuntutan JATAM tersebut.(*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA